Jumat, 27 April 2018

STORYTELLING

Visual Storytelling

     Komposisi visual pada storytelling dibuat berdasarkan pada prinsip-prinsip visual, seperti kesatuan, kontras, keseimbangan, warna, framing dan kedalaman. Dalam mengkomposisi harus memiliki kemampuan memilah bagaimana cara menampilkan suatu hal dan menyembunyikan hal lain. Footage atau gambar yang diambil harus memiliki arti dengan dibantu latarbelakang disekitar atau ekspresi dari obyek yang diambil. Menampilkan situasi/suasana sekitar atau bisa juga membuat mood sesuai alur cerita yang dibuat. Kalau untuk videomaker, editor terutama, pemilihan shot, pemilihan musik/audio, insert, transisi, clouring, titlting, dan sebagainya harus tersusun sesuai naskah atau gambaran yang sudah tersusun sebelumnya atau bisa juga bila tanpa itu dibuat lebih berisi dan imbang. Intinya bagaimana kita dapat mengkomposisikan semua aspek dengan baik. Jadi gambar yang kita ambil akan memiliki cerita serta audience itu nyaman dan tidak bosan tentunya.
        Berikut adalah skema komposisi storytelling :

Compositional Influencers


          Geometry                        Framing                         Eyeline of Subject

Diagonals                Subject Close Light                        Focus

Guiding Lines                                                                    Scale


Hal diatas tersebut yang perlu diperhatikan dalam membuat footage atau gambar.

Point of storytelling
- Human being
- Contrast of freedom isolation
- Contrast of freedom framing
- Artificial control (aesthetic)
- Primal control (power dynamic, narative and dark moment)
- The size of an object in the frame should equal, it's impotance in the story
- Cinema is a matter of what's in the frame and what's out

Rabu, 26 Oktober 2016

RULE OF THIRD

Rule Of Third

Rule of third atau komposisi, kompisisi adalah sebuah aspek paling dasar dan paling penting yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip visual. Visual akan tercapai, nyaman dipandang dan dapat dinikmati, serta akan diminati bila aspek-aspek dari prinsip visual tersebut tercapai. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas komposisi  fotografi.
Komposisi dalam fotografi sangatlah penting untuk menciptakan visual yang menarik seperti halnya komposisi pada bidang seni rupa lainnya. Komposisi merupakan susunan elemen-elemen dalam sebuah pengambilan gambar, termasuk didalamnya warna dan objek. Elemen Visual (elements of design, formal elements atau elements of art) adalah “bahasa” yang ada untuk dikomposisikan oleh fotografer untuk menghasilkan foto yang baik (Donny Trihanondo, S.Ds., M.Ds.).
Komposisi fotografi adalah masalah menempatkan berbagai benda yang terpotret dalam bingkai fotonya. Bagus tidaknya komposisi sebuah foto sangat tergantung kebutuhan pada foto itu sendiri. Komposisi bisa dibuat dengan mengatur benda yang akan dipotret, atau mengatur angle (sudut pengambilan) dan pilihan lensa untuk obyek pemotretan yang tak bisa diatur (Arbain Rambey). Dengan komposisi foto akan lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan tercapai.
Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi:
  1. Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
  2. Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
  3. Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret. 



Ada yang pernah melihat garis kotak seperti ini?
Yaa...ini adalah bidang foto yang dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto (Sri Sadono, 2012:284). Teori komposisi rules of thirds mengatakan bahwa kalau kita menempatkan “point of interest” alias bagian paling menarik dari sebuah foto di salah satu titik tersebut. Bukan berarti setiap titik harus terisi semua melainkan salah satu dari titik tersebut.
Berikut adalah contoh sederhana dari rule of third :



Minggu, 23 Oktober 2016

FOOD PHOTOGRAPHY

Food Photography


Food Photography merupakan fotografi dengan genre still life photography dengan tujuan untuk membuat tampilan makanan lebih menarik dan menggoda. Dalam industri kuliner, food photography adalah spesialisasi foto komersial, karena produk akan digunakan sebagai iklan, menu, majalah, kemasan, dll. Food photography secara profesional terangkum dari berbagai bidang dalam satu tim, yaitu photographer, art director, food stylist, penata properti dan asisten.

Berikut adalah hasil food photography:





Kualitas foto yang baik itu terdapat pada konsep dan tatanan komposisi visual yang ada ataupun dibuat ada (sekenario/rekayasa). Prinsip-prinsip visual tersebut yaitu kesatuan, keselarasan, kontras, irama, gradasi, proporsi, komposisi, dan keseimbangan. Prinsip tersebut adalah kunci utama untuk membuat dan menilai visual yang sedang atau sudah dibuat.
Dalam food photography dapat dilihat keseriusan dan keprofesionalitas seorang fotografer dalam menata objek tersebut dan bagaimana dia menata pencahayaan agar hasil dari kualitas foto yang dihasilkan tersebut tercapai.
Berapa lama pengambilan gambar atau foto tersebut?
Tergantung, bila benar-benar serius dalam mengolah foto tersebut maka chef, food stylist, photographer, art director dan penata properti akan mengolah 1 jenis makanan tersebut agar menarik dan menggoda. Berapa lamanya bisa 3 - 8 jam untuk 1 jenis makanan.
Jadi jangan heran untuk sekali shoot harganya nggak murah karena termasuk dalam kategori komersil dan harga tersebut juga sebanding dengan hasil yang didapat.



Comments system

Disqus Shortname